Arief Akan Luruskan Pemprov Banten Agar Tidak Berlaku Seperti Kabupaten Kota Ke-9
Arief Rachadiono Wismansyah, Bakal Calon Gubernur Banten menyatakan akan mengembalikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang berperilaku sebagai provinsi, bukan seperti kabupaten dan kota ke-9.
Demikian dikemukakan Arief R Wismansyah, mantan Walikota Tangerang dua periode yang maju menjadi bakal Calon Gubernur Banten dalam pembicaraan dengan Ikhsan Ahmad, pengamat kebijakan publik di BantenPodcast yang dikutip MediaBanten.Com, Rabu (22/5/2024).
“Jujur saya tinggal di Kota Tangerang, tapi tidak merasa sebagai warga Banten. Selama 24 tahun Banten menjadi provinsi, ini kok Pemprov Banten berperilaku seperti kabupaten dan kota ke-9,” kata Arief R Wismansyah.
Katanya, selama 24 tahun ini kabupaten / kota tidak pernah diajak komunikasi, koordinasi dan berembug dalam menyelesaikan persoalan yang ada.
Arief mencontohkan sektor pendidikan yang berkaitan dengan wajib belajar 12 tahun. Kewenangan kabupaten dan kota pada pengelolaan SD dan SMP dengan waktu belajar 9 tahun. Untuk mentuntaskan wajib belajar 12 tahun, maka 3 tahun berada di SMA yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi.
“Selama 24 tahun Banten menjadi Provinsi, tidak pernah tuh selama 24 tahun, kami diajak komunikasi, kontribusi dan berembug tentang hal tersebut. Bagaimana kita bisa bersinergi untuk menuntaskan 12 tahun wajib belajar bagi warga Kota Tangerang,” katanya.
Menurut Arief, kelemahan mendasar adalah komunikasi dan koordinasi. Seharusnya, Pemprov bisa mendriven semua potensi yang ada untuk memberikan kemajuan berarti bagi warga Provinsi Banten.
Sekarang ini terkesan tersegmented, ada Banten Utara, Benten Selatan, Banten Barat, Banten Timur dan sebagainya. Harusnya semua berpikiran semua ini Banten.
“Sama dengan ketika saya aka mencalonkan diri sebagai Calon Gubernur Banten ditanya, apakah siap menghadapi si pulan dan pulanah? Saya bilang, saya maju kontestasi Pilkada, bukan mencari musuh. Sebab satu musuh itu, sudah terlalu banyak,” katanya.
Secara logika, Banten harusnya bisa loncatan. “Kita bandingkan harusnya disamping di Jakarta, kita bisa memberikan lompatan yang lebih baik,” katanya.
Menemukan Bestie
Arief R Wismansyah mengaku belum menemukan Bestie (teman baik) untuk dijadikan pasangan untuk maju dalam konstestasi Pilkada Banten.
“Mencari, menemukan bestie yang satu visi satu misi, butuh waktu dan proses. Tidak hanya ditentukan pribadi, tetapi mendengar keinginan masyarakat dan pertimbangan partai politik,” katanya.
Dia membenarkan, kelebihannya adalah dari 15 tahun pengalaman yang terdiri 5 tahun sebagai Wakil Walikota Tangerang dan 10 tahun sebagai Walikota Tangerang. “Semangat saya berkerja dan mengabdi. Itu pula menurut saya bisa mengubah sebuah daerah dengan inovasi yang patut,” ujarnya.
Dia mengaku, baru 2 pekan terakhir memutuskan untuk menjai bakal calon Gubernur Banten setelah didorong oleh orangtua, keluarga dan sebagain elemen masyarakat. “Yang penting saya sudah melakukan istikhoroh,” katanya.
Arief mengatakan, jika terpilih sebagai Gubernur Banten, maka dia akan melakukan pembenahan dari internal Pemprov dengan sumber daya yang terbatas, bangun smart goverment hingga ke tingkat desa dan kelurahan.
Arief juga menyinggung soal pengangguran yang tinggi di Banten. Sebenarnya banyak lulusan yang tidak bisa diterima di lapangan kerja. Masalahnya ada di link and match. Kurangnya skill.
Salah satu solusi yang bisa dilakukan dalam jangka panjang adalah menjadikan desa / kelurahan sebagai balai latihan yang disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing.
Misalnya daerah itu memiliki potensi pertanian, maka diadakan latihan pertanian, bukan latihan industri mesin atau sebagainya.
Di Selatan yang perkebunan dan pertanian, latih lah soal bertani dan berkebun. Nah skil-skil apa yang dibutuhkan. Artinya, investasi pemerintah dalam jangka panjang adalah pendidikan.
Potensi APBD Banten Rp11,5 triliun, jumlah tidak sedkit, tapi tidak cukup untuk mengurusi semua warga Banten. Tapi kan ada APBD di kabupaten kota yang bisa mencapai Rp30-40 triliun. Integrasi pembangunan yang dibiayai dengan APBD provinsi, kabupaten dan kota.
“Saya profesional saja, saya tidak pernah minta apa pun kepada pejabat yang, itu tidak mudah. Apa yang disebut gerbong ini punya kepentingan dan punya kekuasaan. Mudah-mudahan, pengalaman saya bisa bermanfaat untuk membenahi birokrasi,” katanya.
Apa yang dijanjikan buat masyarakat Banten? Arief merasa bahwa dirinya aman dalam amanah, kaya dalam karya dan bukti dalam janji. (BantenPodcasat)
Editor Iman NR
Simak berikut video podcast di BantenPodcast sebagai berikut;