Internasional

Haru, Kisah Penyelamatan Aya dan Bocah di Reruntuhan Gempa Turki – Suriah

Kisah bayi dikenal dengan sebutan Aya yang lahir di reruntuhan gempa Turki – Suriah di sebuah bangunan di barat laut Suriah saat penyelematan paska gempa dahsyat 7,7 magnitudo (M) yang meluluhlantakan Turki dan Suriah, Senin (6/2/2023) dan menelan korban tewas yang diperkirakan mencapai 20.000 orang.

Bayi Aya yang dalam bahasa Arab bermanka keajaiban, ketika diselamatkan tim masih terhubung ibunya melalui pusarnya. Sang ibu sudah tewas akibat gempa tersebut.

BBC yang dikutip MediaBanten.Com, Sabtu (11/2/20223) menyebutkan,Ibu, ayah, dan keempat saudaranya meninggal setelah gempa mengguncang Kota Jindayris.

Aya sekarang dirawat di rumah sakit. “Dia tiba pada hari Senin dalam keadaan yang sangat buruk, tubuhnya benjol, memar, dia kedinginan dan hampir tidak bernapas,” kata Hani Marouf, dokter anak yang merawatnya.

“Saya ingin mengadopsinya dan memberinya kehidupan yang layak,” kata satu orang. Seorang pembawa acara TV di Kuwait berkata, “Saya siap untuk merawat dan mengadopsi anak ini… jika prosedur hukum mengizinkan saya untuk melakukannya.”

Manajer rumah sakit, Khalid Attiah, mengatakan dia telah menerima lusinan telepon dari orang-orang di seluruh dunia yang ingin mengadopsi bayi Aya.

Dr. Attiah, yang punya seorang putri yang hanya empat bulan lebih tua dari Aya, berkata, “Saya tidak akan mengizinkan siapa pun untuk mengadopsinya sekarang. Sampai keluarga jauhnya kembali, saya memperlakukannya seperti anak saya sendiri.”

Untuk saat ini, istri dr. Attiah menyusui Aya bersama putri mereka sendiri.

Banyak orang minta adposi bayi dikenal Aya – bermakna keajaiban – yang lahir di reruntuhan gempa Turki – Suriah. Foto: BBC

Dilindungi Kakaknya

Kisah haru lainnya, CNN melansir seorang gadis Suriah melindungi kepala adiknya dari reruntuhan gempa Turki – Suriah di sebuah bangunan saat keduanya terjebak di bawah puing selama lebih dari 36 jam.

Gadis berusia sekitar tujuh tahun bernama Mariam dengan lembut membelai kepala adiknya dan melindungi dia dari puing di atas mereka.

Dalam video yang beredar, Mariam meminta tim penyelamat segera mengeluarkan mereka. Kala meminta demikian, Mariam sampai berjanji akan menjadi pelayan sang penyelamat jika mengevakuasi dia dan adiknya.

“Keluarkan aku dari sini, aku akan melakukan apa saja untukmu,” ucap sang gadis kepada tim penyelamat.

Menurut keterangan ayah Mariam, Mustafa Zuhir Al-Sayed, mereka tengah terlelap saat rumah mereka diguncang gempa. Usai guncangan, mereka semua terjebak di bawah puing selama dua hari.

Tertimbun 2 Hari

Tim penyelamat mengevakuasi dua perempuan kakak beradik yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan selama 62 jam atau dua hari.

Kakak beradik bernama Fatma Demir (25) dan Husra itu tengah bersama saat gempa mengguncang Gaziantep, Turki, dan merobohkan atap bangunan di atas mereka.

“Saat gempa mengguncang, lempengan beton jatuh di atas saya. Saya jatuh ke lantai,” kata Demir.

Fatma lalu bercerita setelah bangunan runtuh, dirinya sempat berusaha menjangkau Hasra namun gagal. Keduanya berhasil dievakuasi tim penyelamat.

Tertimbun 90 Jam

Seorang anak perempuan berusia 10 tahun selamat setelah tertimbun puing-puing bangunan selama 90 jam. Hilal Saglam, terjebak di bawah puing bangunan yang berlokasi di Provinsi Hatay, Turki.

Tim penyelamat mengatakan mereka mendengar “suara dari bawah reruntuhan” dan berhasil menyelamatkan Saglam setelah 7 jam bekerja keras.

“Gadis yang terluka itu dibawa ke tandu dengan disambut gembira dan tepuk tangan. Dia dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan menggunakan ambulans,” demikian keterangan departemen pemadam kebakaran.

Setelah diselamatkan, hal pertama yang diminta sang gadis yakni segelas susu, menurut departemen.

16 Bayi Diselematkan Jet Erdogan

Sebanyak 16 bayi diselamatkan dari puing-puing bangunan di Kahramanmaras imbas gempa Turki. Bayi-bayi itu dibawa menggunakan jet pribadi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Ankara.

Dalam foto yang diterbitkan kantor berita pemerintah Turki, belasan bayi tersebut tampak tertidur dengan dibalut selimut tebal. Mereka digendong sejumlah perempuan di dalam jet milik Erdogan.

Tak diketahui di mana orang tua para bayi itu. Media Turki hanya menyebut bahwa bayi-bayi tersebut merupakan “bayi tanpa wali” yang berusia enam hari hingga 12 bulan.

Dalam pernyataan di media sosialnya, Ibu Negara Turki, Emine Erdogan, mengatakan kesehatan para bayi yang baik “sedikit mengangkat semangat kami”.

Dia berujar, “Pemeriksaan awal sudah dilakukan, dan itu menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki masalah kesehatan,” kata Emine seperti dikutip The Telegraph. (INR)

Editor: Iman NR

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button