Hikmah

Isra Mi’raj: Percaya Perjalanan Unta 1 Bulan, Ditempuh Cuma Semalam?

Nabi Muhammad SAW mengaku melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dilanjutkan ke Sindratul Munthaha hanya semalam yang kemudian dikenal sebagai peristiwa Isra Mi’raj.

Peristiwa Isra Mi’raj memang merupakan ujian dahsyat kaum muslim saat itu. Apalagi Nabi Muhammad SAW baru kehilangan istri tercintanya, Khadijah disusul dengan pamannya, Abu Thalib.

Kabar Isra Mi’raj itu menghebohkan dan dicaci maki warga Makkah. Bahkan Nabi dicap sebagai pembohong dan tidak waras.

Bayangkan, tahun 600-an masehi tidak dikenal pesawat terbang atau teknologi transportasi yang sekarang dikenal. Sedangkan jarak Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha sekitar 1.239 kilometer. Jarak sejauh itu ditempuh selama sebulan dengan menunggang unta atau kuda.

Ini hanya semalam. Bahkan perjalanan dilanjutkan ke Sindratul Munthaha, suatu batas dunia yang tidak bisa dijangkau, hanya diyakini oleh sebagian besar penghuni negeri Makkah.

Umi Hani, istri Nabi tentu saja khawatir. “Rasulullah, janganlah menceritakan ini kepada orang lain. Orang akan mendustakan dan mengganggumu lagi,” katanya.

“Tapi harus saya ceritakan kepada mereka,”jawab Rasulullah. Umi Hani pun mengutus budaknya, Nab’ah, untuk mengikuti nabi.

Um Hani pun mengisahkan, malam itu Rasullullah menginap rumahnya. Selesai salat akhir malam, ia tidur dan kami pun tertidur. Pada waktu sebelum Subuh, Rasulullah sudah membangunkan semua.

Sesudah melakukan ibadah pagi bersama-sama, Rasulullah berkata, “Um Hani, saya sudah shalat akhir malam bersama kamu sekalian seperti yang kau lihat di lembah ini. Kemudian saya ke Baitulmukadas (Yerusalem) dan bersembahyang di sana. Sekarang saya sembahyang siang bersama-sama kamu seperti yang kamu lihat,” ujar nabi.

Reaksi Quaraisy dan Abu Bakar

Rasulullah SAW memberi tahu orang-orang tentang apa yang dilihat dan alami selama perjalanan. Rasulullah menceritakan tentang perjalanan Isranya kepada sejumlah orang Quraisy. Mereka tidak percaya terjadinya peristiwa itu.

Sebagian mereka bertepuk tangan dan sebagian lainnya meletakkan tangan di kepala. Ada juga riwayat yang mengatakan murtadnya beberapa Muslim karena kisah tersebut.

Muthim bin Adi, tokoh Quraisy mencemoohkan pemberitahuan tersebut. “Sesungguhnya urusanmu sebelum hari ini aku anggap kecil, kecuali urusanmu pada hari ini. Ini benar-benar bukti bahwa engkau memang berdusta,” kata Muthim bin Adi.

Muthim bin Adi mengatakan sudah biasa melakukan perjalanan ke Baitul Muqadis atau Masjidi Aqsa dengan mengendarai unta selama satu bulan.

“Benarkah engkau mengaku telah datang ke sana dalam satu malam saja? Demi Lata dan `Uzza, aku sama sekali tidak percaya kepadamu dan kepada apa pun yang engkau katakan,” katanya.

Bagi Abu Bakar, sahabat nabi justru bersikap sebaliknya. Dia membenarkan Rasulullah dan memberikan kesaksian.

“Benarkah dia mengatakan begitu? tanya Abu Bakar.

Mereka menjawab, “Ya.”

“Kalau benar dia mengatakan begitu, maka aku percaya,”ujar Abu Bakar tegas.

Kaum Quraisy kembali menguji Abu Bakar dengan pertanyaan selanjutnya. Apakah engkau percaya kepadanya bahwa dia telah pergi ke Baitul Maqdis dan sebelum pagi dia telah kembali? tanya mereka.

Abu Bakar menjawab dengan tegas, Ya, sesungguhnya aku memercayai dia lebih jauh dari itu. Aku memercayai dia tentang berita dari langit yang datang pagi dan sore.

Detail Baitul Muqdis

Orang Quraisy pun menguji Rasullah dengan menanyakan detail Baitul Maqdis. Dengan lancar, Rasulullah menjelaskan lokasi pintu-pintu, warna dan kondisi Baitul Maqdis yang merupakan kiblat pertama bagi muslimin.

Mendengar penjelasan itu, Abu Bakar berkata, Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.

Peristiwa Isra Mi’raj diabadikan dalam Al Quraan pada surat Al Isra ayat 1.

Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda- tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Sahabat nabi, Malik bin Shashaah mengutip cerita Nabi. “Ketika aku sedang berada di Al Hathim – nabi menyebutnya Hijir, sambil berbaring miring, datang seseorang kepadaku,” katanya.

Selanjutnya, beliau berkata dan aku mendengar dia mengatakan, “Lalu orang itu membedah antara ini dan ini-yang ditafsirkan sebagai dari pangkal tenggorokan sampai tempat tumbuhnya rambut di bawah perut.”

Hati Rasulullah pun dikeluarkan, didatangkan bejana dari emas penuh dengan iman. Orang itu membasuh hati Rasulullah, kemudian diisi dan dikembalikan.

Sidratul Munthaha

Selanjutnya, didatangkan kepada beliau seekor kendaraan yang lebih kecil dari bighaldan lebih besar dari keledai berwarna putih. Kendaraan itu kerap disebut sebagai buraq.

Itulah yang mengantar Rasulullah ke Baitul Maqdis untuk ke mudian pergi ke Sidratul Muntaha.

Tak hanya sampai ke Baitul Maqdis, Rasulullah SAW pun diantarkan naik menembus langit ketujuh. Dalam perjalanannya, Rasulullah yang ditemani Malaikat Jibril bertemu dengan para nabi Allah yang berada di tujuh lapisan langit tersebut.

Nabi Muhammad SAW bertemu Nabi Adam AS, Nabi Yahya AS dan Isa AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Idris AS, Nabi Harun AS, Nabi Musa AS, hingga Nabi Ibrahim AS.

Setelah menembus langit ketujuh, Rasulullah sampai ke Sidratul Muntaha, tempat berada dua sungai di surga dan dua sungai.

Setelah memilih wadah minuman berisi susu-dari tiga pilihan madu, susu, dan khamr-Ra sulullah SAW menerima perintah shalat lima waktu.

Perisitwa Isra Mi’raj hingga sekarang tetap menjadi ujian bagi keimanan orang-orang Islam. Dengan kondisi teknologi transportasi yang masih primitif, akal atau nalar manusia sulit menerima peristiwa tersebut.

Para ulama besar menegaskan, peristiwa ini harus mendahulukan keimanan atau keyakinan bahwa Allah Maha Segalanya, termasuk menciptakan manusia yang rumit. Apalagi ini hanya peristiwa kecil dari cerminan kekuasaNya, hanya memperjalankan Nabi Muhammad SAW.

Dengan mengedepankan keimanan, maka akal atau nalar manusia bisa menerima apapun peristiwa yang dialami para nabi dan rasul. (dari berbagai sumber / Editor: Iman NR)

Iman NR

Back to top button