Advetorial

Hari AIDS Sedunia: Mengapa Perlu Mengetahui Apa Itu HIV

Dalam memperingati Hari AIDS Sedunia pada tanggal 1 Desember perlu adanya peningkatan pemahaman masyarakat terkait HIV /AIDS.

Dengan memahami terkait HIV/AIDS, maka kita juga berperan dalam membangun kesehatan masyarakat. Tidak perlu takut untuk bertanya terkait HIV seperti;

“Apa yang kamu ketahui terkait Human Immunodeficiency Virus atau HIV?”

“Apakah HIV merupakan penyakit yang menakutkan?”

“Bagaimana cara pencegahan agar tidak terular HIV?”

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, Ati Pramudji Hastuti mengatakan, Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan tahap awal dari penyakit AIDS. HIV akan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga daya tahan tubuh akan melemah dan rentan diserang berbagai penyakit.

Untuk memutus penyebaran virus HIV perlu adanya penanganan dan penemuan kasus HIV dari dini.

Pada tahun ini, tema yang diangkat pada hari AIDS sedunia adalah ”Let Communities Lead – World AIDS Day 2023” yaitu peran penting komunitas terhadap HIV untuk kesehatan global atau ”Biarkan masyarakat yang memimpin” dan tema Nasional ”Bersama Komunitas: Akhiri AIDS 2030”.

Dengan tema tersebut diharapkan peran serta masyarakat dan komunitas dalam membantu untuk penanggulangan HIV, serta dapat menurunkan stigma diskriminasi terhadap penderita AIDS.

Perlu disadari virus HIV bukan penyakit yang menakutkan dan Orang Dengan HIV (ODHIV) juga tidak perlu dijauhi.

Dengan menerapkan pola hidup sehat dan saling merangkul satu dengan lain untuk menciptakan keluarga yang sehat.

Untuk itu bersama-sama dengan komunitas dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat bahwa virus HIV AIDS tidak menular melalui:

Cara Pencegahan Penularan HIV

Pencegahan penyebaran virus HIV dapat kita lakukan dengan tetap hidup sehat dan aman. untuk menghindari penularan HIV, yaitu dengan menerapkan “A-B-C-D-E” sebagai berikut :

a. A (Abstinece)

b. B (Be Faithful)

c. C (Condom)

d. D (Drug)

e. E (Education)

Dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mengurangi stigma dan diskriminasi pada ODHIV dan kesadaran untuk memeriksakan kesehatan dapat mengurangi resiko menularkan dari ibu ke anak atau pasangan dan mengurangi angka penderita HIV AIDS dengan menerapkan pola pencegahan HIV AIDS di lingkungan masyarakat dan keluarga. (Adv)

SELENGKAPNYA
Back to top button