Politik Golput Untuk Tahun 2024
Politik adalah cara bersama untuk melakukan perubahan ke arah lebih baik. Demokrasi menjadi alat untuk mencapai perubahan tersebut. Rotasi kekuasaan, yakni pemilu menjadi ruang dimana alat tadi bekerja.
Ruang dan alat ini akan terang dan tajam jika diberikan cahaya ilmu pengetahuan dan diasah dengan etika.
Oleh: Ikhsan Ahmad *)
Nilai kebenaran tertinggi dalam demokrasi hanya satu, nilai suara mayoritas berpihak kepada seluruh masyarakat beserta kepentingannya.
Manfaat demokrasi hanya bisa dimaknai jika pendidikan, kesejahteraan dan keberdayaan tumbuh dari strata masyarakat yang dipinggir baru kemudian di tengah dan atas. Bukan sebaliknya.
Partisipasi politik tidak boleh bernilai manipulatif karena ia presisi sebagai kehendak bersama, kepentingan bersama dan nilai bersama yang ingin diwujudkan.
Penyelenggaraan demokrasi dengan memanfaatkan ruang-ruang kontestasi tidak akan bisa dilakukan tanpa melibatkan partisipasi politik publik untuk mendapatkan legitimasi. Legitimasi publik inilah yang menjadi dasar melakukan perubahan ke arah yang lebih.
Mekanisme ini tentu saja bekerja pada kesadaran untuk membangun kualitas berbangsa dan bernegara. Partisipasi publik dalam pemilu bekerja dalam mekanisme kesadaran mengharapkan perubahan kehidupan yang lebih baik melalui kepemimpinan yang amanah dan bekerja untuk kepentingan masyarakat.
Partisipasi dalam pemilu, bukan persoalan teknis, mencoblos atau mencontreng. Tidak pula bisa bermakna hanya dengan besaran presentase pemilihnya.
Legitimasi kekuasaan yang diberikan harus diyakini 100% untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan, membangun pendidikan berkualitas secara merata dan terjangkau, membangun keberdayaan ekonomi masyarakat, menjaga ketertiban dan tegaknya hukum.
Bukan melakukan penganggaran untuk kehidupan life style berkuasa atau mengumpulkan kembali modal saat berkontestasi.
Demokrasi yang berjalan dengan memanfaatkan ruang kontestasi untuk berkuasa, menempatkan korupsi sebagai peluang usaha sampingan ketika berkuasa, tidak ada garansi munculnya calon pemimpin yang bekerja atas kesadaran melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, tampil dengan dukungan oligarki menggunakan sistem ijon politik, menggunakan ruang kontestasi dengan mekanisme administratif – copy paste – pencitraan sudah saatnya dilawan.
Pemilu mendatang akan menghasilkan pertentangan dengan tujuannya sendiri. Pemilu mendatang tidak akan bisa menciptakan kehidupan yang layak untuk seluruh masyarakat karena pemilu telah menjadi instrument penguasaan ekonomi oleh kelompok-kelompok tertentu.
Perlawanan yang bisa dilakukan adalah dengan cara tidak membuka ruang legitimasi untuk proses pemilu yang insyaallah manipulatif dari hulu sampai hilir.
Golput adalah pilihan untuk mengontrol manipulasi yang akan terjadi.
Golput bukan tindakan tidak bertanggungjawab, justru sebaliknya menjadi sikap patriotis ketika pemilu menghasilkan kekuasaan yang tidak berpihak kepada rakyatnya. (*)
*) Penulis adalah Pengamat Kebijakan Publik yang sehari-hari Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Untirta Serang.
- Rombongan Belajar Adalah Rombongan Kualitas ? - 05/06/2023
- Jual Beli Jabatan dan Sistem Beurit - 29/05/2023
- Peek a Boo, Hayo Ketahuan Jual Diri - 23/05/2023