Ekonomi

Asep: Covid Melandai, Ini Momen Kebangkitan UMKM di Banten

Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Wilalayah Banten, Asep Rahmatullah akan mendorong pemulihan dan kebangkitan koperasi dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Banten setelah dua tahun didera pandemi Covid 19.

“Tahun 2022, pandemi Covid 19 sudah melandai. Ini momen untuk koperasi dan UMKM agar kembali pada posisi semula sebagai sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap PDB,” kata Asep Rahmatullah seperti dikutip dari akun Facebook, Kang Asep Rahmatullah, Kamis (25/8/2022).

Katanya, sebelum pandemi Covid, koperasi dan UMKM di Indonesia memiliki peran yang luar biasa. Data Kementrian Koperasi dan UKM menyebutkan, jumlahnya mencapai 64,19 juta UMKM.

Padatahun 2020, UKM berkontribusi besar pada produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp61,97 % atau senilai Rp8.573 triliun. Sektor ini juga mampu menyerap 97% total tenaga kerja.

Kementrian Koperasi dan UKM juga mencatatkan sektor ini mampu menghimpun 60,4% investasi pada tahun 2020. Bahkan, sejak tahun 2018, UMKM mampu menyerap kredit perbankan rata-rata di atas Rp1 trilun setahun.

“Namun pandemi Covid 19 selama 2 tahun menyebabkan penurunan kontribusi UMKM terhadap PDB,” katanya.

Asep Rahmatullah membeberkan kesulitan yang dihadapi Koperasi dan UMKM saat pandemi Covid 19. Pertama, daya beli masyarakat turun drastis yang menyebabkan koperasi dan UMKM mengalami penurunan pendapatan.

Kedua, pola konsumsi berubah dari offline ke online akibat pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan untuk menurunkan angka korban Covid 19. Perubahan pola itu tidak bisa diikuti oleh sebagian besar UMKM.

Ketiga, hambatan distribusi yang disebabkan karena adanya pembatasan mobilitas. Hal ini membuat para UMKM sulit untuk mendistribusikan barang yang dipesan atau yang dibeli oleh konsumen.

Keempat, sulitnya UMKM mengakses permodalan dan pembiayaan lantaran banyaknya UMKM yang belum bankable.

“Tahun 2022 saat pandemi Covid 19 menurun, ini merupakan momen kebangkitan UMKM dan koperasi untuk memulihkan usaha mereka agar bisa berkontribusi besar kembali pada PDB,” katanya.

Dia mencontohkan, sebagai Ketua Dekopin Wilayah Banten tengah mencari solusi terhadap pengusaha tahu dan tempe yang tergabung dalam Kopti Banten berkaitan dengan penyerapan kedelai bersubsidi dari pemerintah.

Ironisnya, kuota kedelai bersbusidi untuk Banten sekitar 1,2 juta ton per tahun. Kuota ini suit diserap pembuat tahu dan tempe karena teknis dan ditengarai upaya monopoli dari kelompok tertentu.

“Saya mencoba mengurai persoalannya, kemudian dicarikan solusi agar pengusaha tahu dan tempa bisa mendapatkan kedelai bersubsidi dengan mudah, tidak ribet dan menyulitkan,” kata Asep Rahmatullah. (* / Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button