EdukasiHeadline

Belajar Online SMPN Kab Tangerang Diterapkan Oktober, Usai Bupati Lengser

Program hybird learning atau sistem kelas belajar online untuk pelajar SMPN di Kabupaten Tangerang hingga sekarang belum diterapkan.

Penerapan program yang diklaim sebagai program unggulan Bupati Tangerang di bidang pendidikan ini, baru akan dimulai pada Oktober 2023.

Padahal masa jabatan Bupati Tangerang, Ahmed Zaki Iskandar dan Wakil Bupati Tangerang, H Ombi periode 2018-2023 berakhir atau lengser pada bulan September 2023.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik), Dadan Gandana mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan penerapan program tersebut dengan mematangkan dan mempertajam konsepnya.

“Ini kan pilot projek ya, makanya dinamis. harus kami kembangkan terus gitu,” ungkap Dadan saat dikonfirmasi MediaBanten.Com, belum lama ini.

Dadan menyebut, hybird learning belum diterapkan karena saat ini siswa SMPN baru saja memasuki awal tahun ajaran 2023-2024.

“Belum, karena ini masih awal masuk ya masuk mungkin nanti kan yang di kelas l (kelas VII) semester II,” ujarnya.

Kata Dadan, Dindik tengah mengembangkan variasi konsep penerapan program ini.

Kata dia, untuk siswa Kelas VIII rencananya akan diterapkan pada semester I dan II. Sementara untuk kelas III hanya di semester I.

“Jadi dia (penerapan hybird learning) tetap bervariatif. Untuk kelas VII, semester II. Karena kan harus ada pemantapan dulu, dia (siswa kelas VII) kan baru masuk dari SD,” ungkapnya.

Saat dikonfirmasi kapan program unggulan Bupati ini akan diterapkan, Dadan menjawab, program ini baru akan diterapkan tiga bulan mendatang.

“Belum, masih baru mau penerapan, mungkin di bulan Oktober,” jawabnya.

Dadan menegaskan, tak ada penambahan Rombongan Belajar atau Rombel siswa SMPN dalam menerapkan program unggulan ini.

Sebab hybird learning difokuskan pada 10 SMPN yang kapasitas siswanya sudah melebihi dari daya tampung sarana ruang kelas sekolah yang ada, bahkan kegiatan belajar mengajar digelar dua shift.

“Jadi sebenarnya udah ada penambahan Rombel sebelumnya. Tidak ada penambahan Rombel lagi,” terang Dadan, menjelaskan bahwa efektifitas penerapan program ini perlu ditopang oleh kapasiatas sumber daya pengajar yang mumpuni.

“Masih dinamis konsepnya. Bisa dikurangi, juga bisa ditambah. Beberapa pakar pendidikan juga ingin dilibatkan dalam penyusunan sistem ini,” katanya.

Klaim Program Unggulan

Sebelumnya, meski mendapat kritik tajam, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang tetap bersikukuh, bahkan menggeber realisasi penerapan kebijakan sekolah kelas belajar online SMPN pada tahun ajaran 2023-2024.

Ahmed Zaki Iskandar, Bupati Tangerang, mengklaim kebijakan ini merupakan inovasi dan program unggulan yang akan diterapkan saat tahun ajaran baru, Juli mendatang, rencananya di 10 SMPN.

Menurut Zaki, kebijakan sekolah kelas belajar online atau hybird-blended learning yang akan diterapkan ini, bukanlah sekolah kelas belajar secara full atau online secara penuh.

Katanya, penerapannya nanti, siswa SMPN tetap harus bersekolah dan belajar di ruang kelas bersama guru secara tatap muka selama tiga hari, dari pukul 07.00 – 14.30 WIB. Sedangkan tiga hari sisanya, siswa belajar online di rumah.

Zaki sendiri menolak sistem kelas belajar online, jika diterapkan secara full online. Sebab ia meyakini, masa usia siswa SMPN merupakan momentum untuk membentuk karakter dan mental siswa. Sehingga, siswa SMPN musti langsung tetap beraktifitas di sekolah.

“Saya juga menolak kalau (sistem belajar kelas) online full di rumah. Karena (siswa) gak ada interaksi, sosialisasi. Sementara anak umur SMP apalagi SD itu wajib berinteraksi dengan temannya, gurunya, lingkungannya,” ungkap Zaki, Selasa (20/06/2023) di Puspemkab Tangerang.

“Jadi gak ada sekolah online di Kabupaten Tangerang. Yang ada hybird, tiga hari sekolah di rumah, tiga hari di sekolah dengan jam pelajaran yang lebih panjang dari mata pelajaran yang setiap hari sekolah,” tegasnya.

Daya Tampung Siswa

Zaki membenarkan, tujuan Pemkab Tangerang membuka kelas belajar online ini untuk meningkatkan daya tampung siswa lulusan sekolah dasar di SMPN.

Selama ini, ada ketidakseimbangan antara jumlah lulusan SD dan daya tampung SMPN. Sarana infrastruktur ruang kelas SMPN hanya sanggup menampung sekira 48% siswa dari jumlah keseluruhan lulusan SD.

Zaki tidak menampik, masalah gadget yang dimiliki siswa dan ketersediaan kuota internet menjadi kendala bagi kelas belajar online.

Dia berjanji, Pemkab Tangerang menyiapkan gadget yang pembeliannya melalui APBD atau CSR (Corporate Social Responsibility).

“Anak-anak yang belum punya, bisa minjem ke sekolah. Jadi nanti ketika siswa mau belajar di rumah, dia pinjem ke sekolah. Begitu dia masuk ke sekolah, dia pulangin gadgetnya. Nanti bisa dipakai siswa lain yang belajar di rumah,”ujarnya.

Zaki membenarkan, sejumlah orang tua atau wali murid meragukan kelas belajar online, apakah diakui atau tidak oleh negara.

Namun Zaki mengklaim, kebijakan ini telah mendapat rekomendasi dari Kemendikbud.

Ini diakui enggak sama negara. Padahal kami sudah mendapat lampu hujau dari kementerian untuk menjalankan program SMP Hybird ini,” tegasnya.

Zaki mengatakan bahwa, tahun ajaran ini, pihaknya hanya akan memberlakukan sistem belajar kelas online di 10 SMPN. (Iqbal Kurnia)

Editor Iman NR

Iqbal Kurnia

Back to top button