Ekonomi

Disoroti Pengendalian Inflasi ? Yuk Kenali Definisi dan Jenisnya

Pengendalian inflasi kini menjadi sorotan setelah Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani mengkhawatirkan krisis ekonomi golbal pada tahun 2023, termasuk Indonesia.

Inflasi di Indonesia pada akhir September 2022 tercatat 5,95 persen, masih dikatagorikan rendah karena masih di bawah 10 persen.

Sesungguhnya apa itu inflasi dan mengapa perlu pengendalian inflasi ? Dikutip dari halam web Bank Indonesia (BI), Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Deflasi merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.

Perhitungan inflasi dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), link ke metadata SEKI-IHK. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya.

Berdasarkan the Classification of Individual Consumption by Purpose (COICOP), IHK dikelompokkan ke dalam tujuh kelompok pengeluaran, yaitu:

1. Bahan Makanan, 2. Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau, 3. Perumahan, 4. Sandang, 5. Kesehatan, 6. Pendidikan dan Olahraga dan 7. Transportasi dan Komunikasi. Data pengelompokan tersebut didapatkan melalui Survei Biaya Hidup (SBH).

Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pentingnya pengendalian inflasi didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

Pertama, inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

Kedua, inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty) bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

Ketiga, tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada nilai Rupiah. Keempat, pentingnya kestabilan harga kaitannya dengan SSK (referensi).

Setiap negara tentu mempunyai nilai inflasinya masing-masing. Setiap inflasi mempunyai jenisnya masing – masing dan semua bisa dilihat dari seberapa tinggi inflasi itu terjadi pada suatu negara. Simak di bawah ini mengenai jenis – jenis inflasi adalah sebagai berikut:

1. Inflasi Rendah

Jenis inflasi yang pertama adalah inflasi rendah. Inflasi rendah merupakan sebuah jenis inflasi yang jumlahnya kurang dari 10% per tahunnya.

Indonesia sendiri merupakan sebuah negara yang mempunyai target pencapaian inflasi kurang lebihnya sebesar 4% setiap tahunnya dan berhasil mencapai angka inflasi sebesar 2.96% pada tahun 2019 menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan inflasi yang rendah.

Salah satu negara yang tidak mengalami inflasi adalah Uni Emirat Arab. Negara tersebut mengalami penurunan inflasi atau disebut juga sebagai deflasi sebesar -3.6% dan menjadikan biaya hidup di negara Uni Emirat Arab menjadi lebih murah dan sekaligus menurunkan harga komoditas yang ada.

2. Inflasi Menengah

Inflasi menengah merupakan jenis inflasi yang mengalami jumlah kenaikan sebesar 10-30% per tahunnya. Salah satu negara yang mengalami kondisi inflasi menengah adalah Mesir dengan tingkat inflasi sebesar 13,87% per tahunnya. Negara Mesir mengalami inflasi disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga pangan dan papan hingga sebesar 15,1% .

3. Inflasi Berat

Salah satu jenis inflasi yang berikutnya adalah inflasi berat. Kondisi ini merupakan sebuah keadaan dimana sebuah negara mengalami inflasi antara 30-100% per tahunnya.

Negara yang saat ini sedang mengalami kenaikan inflasi dan bisa disebut juga dalam kondisi inflasi berat adalah Argentina. Negara Argentina mengalami inflasi berat disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah uang yang beredar dalam negaranya.

4. Hyperinflation

Jenis inflasi yang berikutnya adalah Hiperinflasi. Hiperinflasi merupakan sebuah kondisi negara mengalami kenaikan inflasi hingga diatas 100% per tahunnya.

Negara yang mengalami kondisi hiperinflasi tersebut umumnya sedang mengalami konflik internal ataupun terjadi sebuah kondisi politik yang memanas.

Salah satu negara yang sedang mengalami hiperinflasi adalah Venezuela yang berhasil menyusul Zimbabwe dengan kenaikan inflasi hingga sebesar 200%.

Venezuela mengalami peningkatan inflasi secara drastis diakibatkan pertama kali sejak dilantiknya Presiden Maduro. Venezuela juga secara terus menerus melakukan pencetakan uang dan menyebabkan inflasi menjadi semakin parah dan tidak dapat terkontrol.

(Editor: Iman NR)

Iman NR

SELENGKAPNYA
Back to top button